Candi Sambisari, Napak Tilas Peradaban Hindu Kuno - Sumber: proyekwisata.blogspot.com

Berkunjung ke Yogyakarta belum sah kalau belum ke Candi Sambisari. Inilah salah satu destinasi wisata sejarah yang sebaiknya dikunjungi kalau sedang berada di wilayah daerah istimewa satu ini. Meskipun dari namanya saja sudah terdengar sebagai alternatif wisata sejarah, bukan berarti kamu tidak bisa have fun di sini. Bahkan, di banyak situs peninggalan sejarah yang ada di Yogyakarta, kamu bisa melakukan sesi foto dengan latar alam terbaik dan terawat. “Ah masa sih?

Candi Sambisari, Napak Tilas Peradaban Hindu Kuno

Candi Sambisari lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya - Sumber: mapio.net
Candi Sambisari lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya

Inilah Candi Hindu yang berada 12 km dari kota Yogyakarta, tepatnya 4 km sebelum mencapai Candi Prambanan. Candi Sambisari diperkirakan dibangun pada abad ke-9 di masa pemerintahan Raja Rakai Garung dan zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Jangan kira destinasi wisata ini mirip dengan candi-candi besar nan megah seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Sambisari terkesan lebih sederhana. Dengan letak 6.5 meter lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya, bangunan ini seolah menjadi mutiara di tengah hamparan padang rumput hijau terawat.

Di kompleks ini terdapat 1 buah candi besar yang merupakan candi induk dan didampingi oleh 3 candi kecil lainnya. 2 candi pagar nampak mengelilingi kompleks candi dengan salah satu candi pagarnya yang sudah selesai dipugar.

Candi induk sendiri relatif unik dengan tidak adanya alas seperti candi lainnya. Bagian kaki candi induk ini dibiarkan polos tanpa relief seperti yang bisa kita temukan di Candi Borobudur. Relief baru terlihat mulai dari bagian tubuh sampai dengan puncak candi. Relief yang terlihat juga bukan menceritakan sejarah seperti yang biasa kita lihat di Borobudur atau Prambanan, tetapi justru motif batik.

Candi utama atau candi induk berukuran 13.56 x 13.56 meter dan tinggi 7.5 meter. Bagian utama dari candi induk adalah alas atau kaki, tubuh, serta atap atau puncak. Hanya ada satu bilik di dalam candi yang menghadap ke arah barat ini. Di dalam bilik ini, kamu bisa menemukan lingga-yoni dan cerat yoni ke arah utara.

Beberapa relung yang ada dalam bilik candi ii juga berisi arca Durga, arca Ganeca, serta arca Agastya. Beralih ke bagian luar, kamu bisa menemukan selasar yang mengelilingi candi utama ini dengan pagar keliling atau dikenal juga dengan pagar langkan. Sepanjang selasar, kamu akan menemukan 12 buah umpak yang diprediksi digunakan sebagai peletak tiang penyangga rangka atap kayu.

Miniatur Candi Sambisari di Museum Mini Candi Sambisari - Sumber: sunrise64.blogspot.com
Miniatur Candi Sambisari di Museum Mini Candi Sambisari

Di dekat jalan masuk, kamu bisa menemukan Museum Mini Candi Sambisari yang sebaiknya tak luput dari daftar kunjungan. Museum ini menampilkan foto-foto proses penemuan, pemugaran, hingga penampakan candi sekarang yang sudah lebih rapi.

Sudah puas berkeliling di candi ini? Saatnya bersantai dan menikmati suasana tenang serta menyenangkan di sini. Mengapa menyenangkan? Pemandangan hamparan rumput hijau luas dengan semilir angin yang mulai jarang bisa didapati di area kota Yogyakarta, tersedia di kawasan terawat satu ini. Tak heran jika banyak pengunjung yang memanfaatkan tempat ini untuk mengambil foto karena memang latarnya yang menarik dan relatif bersih.

Akses dan Harga Tiket Masuk Candi Sambisari

Cukup mudah untuk mencapai Candi Sambisari karena akses menuju tempat ini sudah berupa jalan aspal. Fasilitas parkir untuk kendaraan roda dua dan empat juga tersedia cukup luas dan yang pasti aman. Bagaimana dengan tiket masuk? Biaya retribusi yang ditetapkan di wilayah ini cukup murah, yaitu hanya Rp 5.000 per orang baik untuk wisatawan domestik maupun internasional. Jam buka operasional Candi Sambisari adalah mulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.